Selasa, 21 Oktober 2008

BEKARYA UNTUK HIDUP LEBIH LAMA DAN MENGISI KEARIFAN DUNIA

Judul Buku: Menulis Kreatif; Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen
Pengarang: Sutedjo dan Kasnadi
Pengantar: Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A.
Penerbit: Nadi Pustaka
Tebal Buku: xii + 308 hlm; 14, 5 x 20, 5 cm
Peresensi : Imamuddin SA

Melangkah itu indah, berpikir itu merajut dzikir, berkarya itu melukis pesona. Dan menulis kreatif adalah salah satu upaya untuk melukis pesona itu. Sebuah pesona kepenulisan yang sering kali kita abaikan. Padahal Dr. penebekker pernah mengingatkan bahwa menulis itu adalah obat kesehatan.

Seklumit pernyataan di atas merupakan sebuah sugesti yang sungguh luar biasa yang tersemat dalam buku ini. Ada muatan implisit dari pernyataan tersebut. Menulis kreatif merupakan usaha untuk menghasilkan sebuah karya. Berkarya kerap diilhami oleh segala macam pesona yang hinggap dalam indrawi manusia. Tentunya dalam sebuah karya itu pasti di dalamnya mengandung unsur pemikiran. Ada proses berfikir di sana. Dan dengan berfikir, seseorang samahalnya dengan berdzikir. Jika seseorang telah berdzikir, sudah barangtentu itu merupakan proses peribadatan. Dengan melakukan peribadatan maka langkah seseorang akan menjadi indah dan terarah, mampu mengobati diri sendiri maupun orang lain. Itulah sugesti implisit yang begitu memukau. Maka menulislah barang sejenak untuk mengobati diri sendiri maupun orang-orang yang ada di sisi.

Selain pernyataan di atas, secara praktis, kemasan buku ini juga mengandung nilai filosofis implisit tertentu. Buku Menulis Kreatif ini dikemas dengan gambar sampul tangan memegang bola lampu dan tagan yang tengah menulis. Dari gambar tersebut, Sutedjo dan Kasnadi seolah memberikan ilustrasi bahwa dengan menulis (bekarya), seseorang sebenarnya telah berpartisipasi dan telah memberi sumbangsi pemikiran dalam dunianya. Dan barang siapa yang telah menyumbangkan pemikiran dalam dunianya, pada hakekatnya dia telah menjadi penerang bagi sesamanya. Siapa yang telah menjadi penerang bagi sesamanya, dia kelak akan dikenang melampau zamannya. Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan karya kreatifnya. Maka berkaryalah untuk hidup yang lebih lama dan untuk mengisi kearifan dunia.

Berdasarkan judulnya, “Menulis Kreatif; Kiat Cepat Menulis Puisi dan Cerpen” orientasi pembahasan buku ini berkisar pada masalah puisi dan cerpen. Kiat-kiat dalam menulis cerpen dan puisi akan dikupas dengan seksama di buku ini. Uniknya, buku ini tidak mengarah pada tindak pendektean atau pembelengguan secara teoritis akademis. Khasanah buku ini bersifat memberi wacana praktis akan fenomena-fenomena yang terdapat dalam perpuisian dan pecerpenan. Buku ini bukanlah sebuah teori, tetapi sebuah pemantik praktik. Hal itulah yang mungkin membedakan buku ini dengan buku-buku menulis kreatif yang lain.

Isi buku ini pada dasarnya dipetakan ke dalam dua bagian. Bagian pertama memuat perpuisian. Bagian kedua memuat pecerpenan. Namun penyusunan muatanya dikategorikan ke dalam enam bab. Bab pertama sampai dengan bab ketiga dalam kategori puisi, sedangkan bab keempat samai dengan bab ke enam dalam kategori cerpen.

Penyusunan dari kategori bab satu ke bab yang lain dilaukan secara sistematis dan gradasi. Hal itulah yang menyebabkan buku ini enak dibaca dan dipahami. Kategori pertama bab satu, buku ini memberi pengenalan kepada pembaca akan perpuisian yang dimulai dari pengertian puisi, ragam puisi, pendekatan dalam apresiasi puisi, dan unsur pembangun puisi. Dalam bab dua, buku ini akan menyuguhkan wacana tentang langkah menulis puisi. Dan dilanjutkan pada bab empat masalah teknik kreatif menulis puisi.

Kategori kedua bab empat, buku ini memberi pengenalan kepada pembaca akan teori pembangun cerpen yang meliputi teori strukturalisme dan strukturalisme genetik. Setelah itu dilanjutkan dengan bab berikutnya yang menyuguhkan wacana langkah-langkah menulis cerpen. Dan pada bab terakhir disuguhkan contoh-contoh reproduksi cerpen.

Buku “Menulis Kreatif; Kiat Cepat Menulis Cerpen dan Puisi” ini sangat cocok digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang bergreget dalam tulis-menulis, khususnya dalam bidang puisi dan cerpen. Buku ini juga enak diterapkan atau dikonsumsi secara akademis maupun nonakademis. Secara akademis, buku ini dapat dijadikan bahan ajar serta dapat dijadikan pemicu peserta didik dalam bekarya. Kandungan buku ini dapat diterapkan pada peserta didik mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, serta Perguruan Tinggi yang tentunya harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan materi pembelajarannya.

Kiat-kiat menulis puisi dan cerpen dalam buku ini merupakan sebuah cara yang telah teruji keberadaannya dalam kanca kepenulisan nasional. Hal itu ditengarai oleh eksistensi pengarangnya. Pengarang buku ini telah banyak mengisi ruang di media masa lokal dan nasioanal, di antaranya adalah Kompas, Kartini, Merdeka, Swadesi, Shimponi, Gatra, Suara Karya (Jakarta), pikiran Rakyat, Solopos, Jawa Pos, Surya, Karya Darma, Bali Post, Gerbang, dan lain-lain. Bahkan penulis buku ini sempat beberapa kali memenangkan even dan lomba menulis taraf lokal dan nasional, di antaranya pemenang Sayembara Penulisan Buku Bacaan Fiksi tingkat Jatim 1998, pemenang III Sayembara Penulisan Buku Bacaan Fiksi tingkat nasional 1998, pemenang Sayembara Penulisan Buku Bacaan Fiksi tingkat Jatim 2000, Pemenang lomba Menulis Cerpen tingkat Nasional Depdiknas 2001, pemenang lomba Menulis Cerpen Depdiknas 2003, pemenang lomba Mengulas Karya Sastra 2003 tingkat nasional, dan lain-lain.

Satu hal yang kurang lengkap dalam buku ini adalah penyematan contoh-contoh. Dalam penyematan konsep kiat-kiat menulis puisi dan cerpen tersebut kebanyakan masih ada yang dibiarkan telanjang. Padahal buku ini adalah berorientasi pada kiat-kiat menulis puisi dan cerpen, sementara kiat-kiat tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti haruslah didampingi dengan contoh-contoh yang konkrit. Selain itu, dalam contoh yang telah ada, seharusnya diberi penanda yang berorientasi pada subbab pembahasannya (seperti dicetak tebal/miring dan lain-lain). Lihat pada subbab langkah menulis puisi, teknik kreatif menulis puisi, dan langkah menulis cerpen. Hal itulah yang mungkin menjadi titik kelemahan dalam buku ini. Meskipun demikinan, buku ini sudah memberikan ilustrasi dan pemahaman yang cukup memadai. Sudah mampu menjembatani pembaca untuk menapak jejak bekarya yang lebih gampang dan enjoi dalam memasuki ruang praktis kepenulisan kreatif. Dan selanjutnya, selamat membaca. Selamat bekarya. Jadikan apa yang ada di depan mata sebagai batu pijakan dalam mengisi kearifan dunia. Salam...

Tidak ada komentar:

Forum Sastra Lamongan

Imamuddin SA

Penulis bernama asli Imam Syaiful Aziz. Lahir di Lamongan 13 Maret 1986. Aktif di Kostela, PUstaka puJAngga, FSL, FP2L, dan Literacy Institut Lamongan. Karya-karyanya terpublikasi di: Majalah Gelanggang Unisda, Majalah Intervisi, Tabloid Telunjuk, Jurnal Kebudayaan The Sandour, Majalah Indupati, Warta Bromo, dan Radar Bojonegoro. Puisi-puisinya terantologi di: Lanskap Telunjuk, Absurditas Rindu, Memori Biru, Khianat Waktu, Kristal Bercahaya dari Surga, Gemuruh Ruh, Laki-Laki Tak Bernama, Kamasastra, Tabir Hujan, Sehelai Waktu, Kabar Debu, Tabir Hijau Bumi, Bineal Sastra Jawa Timur 2016, Pengembaraan Burung, Ini Hari Sebuah Masjid Tumbuh di Kepala, dan Serenada. Prosa-prosanya terpublikasi di: Mushaf Pengantin, antologi cerpen Bukit Kalam, Hikayat Pagi dan Sebuah Mimpi, Bocah Luar Pagar, Hikayat Daun Jatuh, dan Tadarus Sang Begawan. Pernah dinobatkan sebagai Juara 3 Mengulas Karya Sastra Tingkat Nasional tahun 2010, Harapan 2 Lomba Menulis Cerpen Tingkat Jawa Timur 2018, dan Juara 2 Lomba Menulis Puisi Se-Kabupaten Lamongan 2019. Nomor telepon 085731999259. Instagram: Imamuddinsa. FB: Imamuddin.