ada titah sang ayahanda
mengukir purnama di barat surabaya
kala hati manusia berselimut gulita
menebar kesungsangan di hening cakrawala laga
sekuat banteng, tekad melumat samudra
di atas sampan, lantang menepis ombak prahara
pecah! berkeping sampan kelana
diterjang badai tak berarah,
raden kosim moksa kesadaran
terhantar talam ikan bersandar di pesisir lautan
ada jejak mutiara dari berkas telapak kakinya
membangun pusara peradaban lama
menanam benih kesejatian langkah
kala siggah di jelang desa
tak ada yang luka apalagi mengangah
sebab luhur dan lunak lenggangnya
warga berduyun menimba
tirto wening dari telaga teratainya
raden kosim merdu menembang piwulang laku
menggurat aksara mendayu rayu;
wenehono teken marang wong kang wuto
wenehono mangan marang wong kang luwe
wenehono busono marang wong kang wudo
wenehono ngiyop marang wong kang kodanan
satu demi satu lirik membatu
menjelma pasak di kedalaman kalbu
membias makna di relung-relung waktu;
sembahlah seberkas cahaya pada mereka yang tak tahu apa
melangkah di kegelapan fana,
biar setapak jalan berarah nyata
mengenal muara yang hendak digapainya,
hidanglah setetes kemurahan hati pada diri yang langsih
lewat rizkimu yang telah membumi
demi menangkis kekufuran sendiri
demi membungkam sumber kenistaan yang lebih,
rajutlah tudung sutra pada aib sesama
lewat lambaian langkah dan mocopat nada
sebab darinya ketelanjanganmu saling bersua
pun adalah ia tanda martabat nan indah,
dekaplah dengan sayap-sayapmu
pada tubuh yang merindu kehangatanmu
bersama kekuasaan yang bersarang di batas ruangmu
selama ia bersimpuh di sajadah kebenaran waktu
raden qosim munajat memetik kembang warta
menelukkan ilmunya ke selatan desa
mengukir legenda di bukit pesona
raden qosim membata tangga ma’rifatnya
membangun maqom kewalianya
menyandang gelar sunan derajat di muara cerita
Pebruari 2008, Paciran, Lamongan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A. Mustofa Bisri
A. Syauqi Sumbawi
Aguk Irawan MN
Alang Khoiruddin
Antologi Sastra Lamongan
Arti Bumi Intaran
Avontur
Balada
Bambang Kempling
Berita
Catatan
Cerpen
Eka Budianta
Esai
Fatah Anshori
Forum Sastra Lamongan
Friedrich Wilhelm Nietzsche
Hallaj
Herry Lamongan
Ignas Kleden
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Jacques Derrida
Jo Batara Surya
Kasnadi
Komunitas Deo Gratias
Kostela
Kuntowijoyo
M Thobroni
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Masuki M. Astro
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Muhammad Muhibbuddin
Naskah Teater
Nurel Javissyarqi
Octavio Paz Lozano (1914-1998)
PDS H.B. Jassin
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
PUstaka puJAngga
Radhar Panca Dahana
Resensi
S. Yoga
Sajak
Sajak-sajak Ragil
Sihar Ramses Simatupang
Soediro Satoto
Sumarlam
Sungatno
Supaat I. Lathief
Suryanto Sastroatmodjo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutedjo
Sutejo
Syaiful Anam Assyaibani
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
TIM GURU 2014/2015
W.S. Rendra
Forum Sastra Lamongan
Imamuddin SA
Penulis bernama asli Imam Syaiful Aziz. Lahir di Lamongan 13 Maret 1986. Aktif di Kostela, PUstaka puJAngga, FSL, FP2L, dan Literacy Institut Lamongan. Karya-karyanya terpublikasi di: Majalah Gelanggang Unisda, Majalah Intervisi, Tabloid Telunjuk, Jurnal Kebudayaan The Sandour, Majalah Indupati, Warta Bromo, dan Radar Bojonegoro. Puisi-puisinya terantologi di: Lanskap Telunjuk, Absurditas Rindu, Memori Biru, Khianat Waktu, Kristal Bercahaya dari Surga, Gemuruh Ruh, Laki-Laki Tak Bernama, Kamasastra, Tabir Hujan, Sehelai Waktu, Kabar Debu, Tabir Hijau Bumi, Bineal Sastra Jawa Timur 2016, Pengembaraan Burung, Ini Hari Sebuah Masjid Tumbuh di Kepala, dan Serenada. Prosa-prosanya terpublikasi di: Mushaf Pengantin, antologi cerpen Bukit Kalam, Hikayat Pagi dan Sebuah Mimpi, Bocah Luar Pagar, Hikayat Daun Jatuh, dan Tadarus Sang Begawan. Pernah dinobatkan sebagai Juara 3 Mengulas Karya Sastra Tingkat Nasional tahun 2010, Harapan 2 Lomba Menulis Cerpen Tingkat Jawa Timur 2018, dan Juara 2 Lomba Menulis Puisi Se-Kabupaten Lamongan 2019. Nomor telepon 085731999259. Instagram: Imamuddinsa. FB: Imamuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar