Senin, 23 Juni 2008

Puisi-Puisi Imamuddin SA

ESENSI BAYANG-BAYANG

seklebat bayang-bayang berlari
menghempas imaji
terduduk di selembar permadani;
bumi
pelarian membawa padmasari

bersama peleburan hasrat
mengalir lewat tirta wening
menembus alam hening
singgah dalam ruang terasing

suatu metamorfosa padmasari
menjemput kesempurnaan diri

adalah waktu terus merayu
melembahkan martabat menjenguk madu
di relung mayapada laku
bukan lara besatu; membatu

tiap padmasari melenggang dalam imaji
mengejar kembali

Kendalkemlagi, 2005




SENDIRI KAU HADIR


waktu tetap terpaku
melepas klise
dengan mata memutih
mencari jalan kembali
adalah seberkas bayang tertatih
setubuhi benang-benang nadi
dalam menyapa diri sendiri
maka berapa kilo lagi
ia mencari
melenggang jemari
bergapai mimpi
sampai batas waktu
tiktak jarum pun berlagu;

ia harus bersemayam sendu
menanti seiring keretamu
dengan tembang merdu
berjemput ia di pangkumu
pun sendiri kau hadir merayu
membawa terbang ke istanah nan jauh

Kendalkemlagi, 2005



ANGGUN SASMITA

kueja nama itu
bersama kasih cintamu
kala gebu rindu
menyelinap
di hilir darahku
bukankah serapah
telah terukir berdua
lewat saksi terlama
dalam pesona delta kelana;

“tidaklah sebatas asma
namun esensi rasa lelangkah,
adalah percik anggun sasmitamu
menjelma denyut jantungku”

Kendalkemlagi, 2006



SASMITA KEMBANG WIDERDA

kasih, biarlah ia
membawamu kembali
pada pesona telaga widerda
di mushaf cerita lama
angankan anganmu
dalam persapaan itu
adalah sebentuk hasrat menggebu
melayang-layang bekejar bersama nafsu
merayu
sungguh, kala nuansa
membangun pilar-pilar semesta
kembang-kembang telaga
bersenandung puja pujinya
menebar sasmita nada;

“gala nista merajut gaun-gaunmu
lewat percak-percik itu
biarlah sang jentayu
memangsa hasratmu
biar berdekap jati cintamu,
namun pingitlah pesona rasa
dalam cakap puitika cerita;

adalah gejolak hati
tiada berlari
kala keberadaan diri
mengukir tanda tak senilai,
sungguh, kala rona telah bersama
tiada hasrat bersapa tak serupa,
sonanya
hanyalah manifestasi pupus cinta

Kendalkemlagi, 2006

Tidak ada komentar:

Forum Sastra Lamongan

Imamuddin SA

Penulis bernama asli Imam Syaiful Aziz. Lahir di Lamongan 13 Maret 1986. Aktif di Kostela, PUstaka puJAngga, FSL, FP2L, dan Literacy Institut Lamongan. Karya-karyanya terpublikasi di: Majalah Gelanggang Unisda, Majalah Intervisi, Tabloid Telunjuk, Jurnal Kebudayaan The Sandour, Majalah Indupati, Warta Bromo, dan Radar Bojonegoro. Puisi-puisinya terantologi di: Lanskap Telunjuk, Absurditas Rindu, Memori Biru, Khianat Waktu, Kristal Bercahaya dari Surga, Gemuruh Ruh, Laki-Laki Tak Bernama, Kamasastra, Tabir Hujan, Sehelai Waktu, Kabar Debu, Tabir Hijau Bumi, Bineal Sastra Jawa Timur 2016, Pengembaraan Burung, Ini Hari Sebuah Masjid Tumbuh di Kepala, dan Serenada. Prosa-prosanya terpublikasi di: Mushaf Pengantin, antologi cerpen Bukit Kalam, Hikayat Pagi dan Sebuah Mimpi, Bocah Luar Pagar, Hikayat Daun Jatuh, dan Tadarus Sang Begawan. Pernah dinobatkan sebagai Juara 3 Mengulas Karya Sastra Tingkat Nasional tahun 2010, Harapan 2 Lomba Menulis Cerpen Tingkat Jawa Timur 2018, dan Juara 2 Lomba Menulis Puisi Se-Kabupaten Lamongan 2019. Nomor telepon 085731999259. Instagram: Imamuddinsa. FB: Imamuddin.